R2 adalah perbandingan antara variasi Y yang dijelaskan
oleh x1 dan x2 secara bersama-sama dibanding dengan variasi total Y.
Jika selain x1 dan x2 semua variabel di luar model yang diwadahi dalam E
dimasukkan ke dalam model, maka nilai R2 akan bernilai 1.
Ini berarti seluruh variasi Y dapat dijelaskan oleh variabel penjelas
yang dimasukkan ke dalam model. Contoh Jika variabel dalam model hanya
menjelaskan 0,4 maka berarti sebesar 0,6 ditentukan oleh variabel di
luar model, nilai diperoleh sebesar R2 = 0,4.
Tidak ada ukuran yang pasti berapa besarnya R2 untuk mengatakan bahwa suatu pilihan variabel sudah tepat. Jika R2 semakin besar atau mendekati 1, maka model makin tepat. Untuk data survai yang berarti bersifat cross section data yang diperoleh dari banyak responden pada waktu yang sama, maka nilai R2 = 0,2 atau 0,3 sudah cukup baik.
Semakin besar n (ukuran sampel) maka nilai R2 cenderung makin kecil. Sebaliknya dalam data runtun waktu (time series)
dimana peneliti mengamati hubungan dari beberapa variabel pada satu
unit analisis (perusahaan atau negara) pada beberapa tahun maka R2
akan cenderunng besar. Hal ini disebabkan variasi data yang relatif
kecil pada data runtun waktu yang terdiri dari satu unit analisis saja.
Arti Atau Makna R2
Contoh jika nilai R2 = 0,4, menunjukkan pemilihan variabel x1 dan x2 dalam (cross section data)
menjelaskan variasi kinerja sebesar 40 persen, sisanya 80 persen
ditentukan oleh variabel-variabel lain di luar model. Dua variabel
penjelas yang dipilih oleh peneliti sudah dapat menjelaskan variasi
variabel Y pada sampel yang besar. Keputusan ini dapat diterima jika uji
F menunjukkan nilai yang besar atau signifikan. Jadi keputusan untuk
menerima model sebagai baik atau tepat harus dilihat bersama antara
besarnya nilai F dan R2.
Formula R2 sendiri dapat dilihat pada Gujarati, 1995: 76.
UJI F
Selain R2 ketepatan model hendaknya diuji dengan uji F. Hipotesis dalam uji F adalah sebagai berikut:
Hipotesis mengenai ketepatan model:
Ho : b1 = b2 = 0 (Pengambilan variabel X1
dan X2 tidak cukup tepat dalam menjelaskan variasi Y, ini berarti
pengaruh variabel di luar model terhadap Y, lebih kuat dibanding dengan
variabel yang sudah dipilih).
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0 (Pengambilan variabel X1
dan X2 sudah cukup tepat karena mampu menjelaskan variasi Y, dibanding
dengan pengaruh variabel di luar model atau errror terhadap Y).
Untuk menguji kebenaran hipotesis alternatif, yaitu bahwa model
pilihan peneliti sudah tepat, maka dilakukan uji F dengan prosedur yan
dapat dilihat pada buku ekonometrika yang disGujarati, 1995: 249
dimana k = 3, karena contoh ini menggunakan 3 parameter.
Kriteria Uji F
Jika hasil F hitung di atas sudah lebih besar dari 4, maka model yang memasukkan 2 variabel di atas sudah tepat (fit).
Jika R kuadrat merupakan perbandingan antara variasi Y (variasi total)
yang bisa dijelaskan oleh variabel penjelas, maka uji F adalah
perbandingan antara variasi Y yang dapat dijelaskan oleh variabel di
dalam model dibanding variasi yang dijelaskan oleh variabel di luar
model. R2 dan uji F bersifat sejalan/saling menggantikan. Karena R2 tidak ada ujinya, maka keberartian R2 diterima jika nilai F tinggi diatas 4.
Karena nilai F hitung > 4, yaitu sebesar 38,5 maka model cukup
baik, dalam arti pemilihan kedua variabel penjelas sudah tepat.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya Mengharapkan Saran & Kritik Yang Bersifat Konstruktif Untuk Perbaikan Blogger FE UP Kampus Poka dan Materi Yang Ada di Blogger ini. WASSALAM !